Ini bukan puzzle
pertamaku, tapi aku baru merasakan sensasi menyusun puzzle yang sebenarnya saat
menyusun puzzle ini. Maka kusebut puzzle ini puzzle pertamaku.
Sudah cukup lama
aku memahami puzzle ini, bahkan aku mengetahui detail puzzle ini hingga segala
sesuatunya. Aku mengetahui bahwa puzzle ini memiliki 26 bagian dan aku hafal
setiap bentuknya. Tapi anehnya, aku tidak pernah bosan mengulang menyusun
puzzle ini, dan setiap aku menyusunnya, pasti berakhir berhasil dan itu
membuatku bahagia. hingga suatu hari, salah satu bagian dari puzzle itu hilang,
aku mencoba untuk mencarinya tapi aku tidak menemukannya. Semakin lama semakin banyak
bagian puzzle yang hilang sehingga aku semakin bingung mencarinya. Hingga suatu
saat aku memutuskan untuk berhenti menyusun puzzle itu, ku simpan puzzle itu di
dalam sebuah kotak yang sangat istimewa. Hingga suatu waktu ada seorang wanita
yang tak di kenal meminta puzzle itu padaku. Saat itu wanita itu sangat
memaksa, dank arena aku telah memiliki sebuah puzzle baru akhirnya ku berikan
puzzle lama ku pada wanita itu.
Aku mencoba
menyusun puzzle baru ku dari awal, awalnya aku sangat gembira saat menyusunnya.
Tetapi lama kelamaan aku menyadari bahwa puzzle ini sangat rumit, berbeda
dengan puzzle ku yang sebelumnya dan akupun menyadari aku terlalu bodoh untuk
menyelesaikan puzzle ini. Hingga akhirnya aku putus asa da kembali menyimpan
puzzle baruku.
Beberapa hari
kemudian aku menemukan beberap bagian puzzleku dan aku sangat mengenal bagian
itu. Puzzle ku yang lama! Puzzle pertamaku! Aku sangat gembira saat
mendapatkannyahingga akhirnya ku buka lagi lemariku, ku cari puzzle pertamaku
dan, ah! Aku baru ingat, aku telah memberikan puzzle pertamaku pada wanita itu
.
Ketika aku mencari
wanita itu ku temukan dia sedang menyusun puzzle pertamaku, memainkan puzzle ku
lebih tepatnya. Dia menyusun puzzle itu
dengan kasar, tidak sepertiku saat menyusun puzzle itu, dia memasukkan bagian
yang salah dan memaksanya masuk! tidak, dia merusaknya! Dia menghancurkannya!
Aku menyesal memberikan puzzle pertamaku pada orang yang salah, wanita yang
salah tepatnya, setidaknya aku ingin wanita yang memiliki puzzle pertamaku
adalah wanita yang sangat lebih baik dariku, memperlakukan puzzle pertamaku
dengan lembut, tidak sekasar ini!. Aku hanya termenung melihat wanita it,
memperhatikannya menghancurkan puzzle pertamaku, dan saat ini aku takut, aku
takut jika puzzle ku akan sobek, akan rusak, akan lusuh, aku takut wanita itu
benar-benar mengahancurkannya, tapi aku yakin, wanita itu tidak akan pernah menyelesaikan
puzzle itu, karna dia hanya memiliki sebagian puzzle itu dan beberapa bagian
lagi? Aku yang memilikinya.
Sekarang aku hanya
bisa berharap, berharap agar puzzle ku tidak hancur dan rusak. Dan aku hanya
mampu menunggu, menunggu wanita itu menyerah menyusun puzzle pertamaku dan
memberikan lagi puzzle itu padaku.
Hingga waktunya
tiba ..